Sebanyak 40.000 orang dari berbagai negara mengikuti upacara pernikahan massal yang berpusat di Gereja Unifikasi di Kota Asan, Korea Selatan, Rabu, 14 Oktober 2009. Sekitar 20.000 orang hadir di alun-alun kompleks Universitas Sun Moon, Asan, sebelah selatan Ibukota Seoul.
Sedangkan 10.000 pasang mempelai lainnya mengikuti upacara yang diadakan secara serentak dari Swedia hingga Brasil. Mempelai perempuan yang hadir mengenakan gaun putih ala Barat, hingga kimono Jepang. Sedangkan mempelai pria kebanyakan mengenakan jas hitam dan dasi merah.
Upacara pemberkatan pernikahan ini merupakan acara paling akbar di gereja tersebut sejak 1999 dan mungkin menjadi acara besar terakhir yang dilakukan penemu Gereja Unifikasi, Pendeta Sun Myung Moon yang sudah berusia 89 tahun.
Acara ini digelar hampir setengah abad setelah Moon memimpin pernikahan 24 pasang pengantin dalam upacara massal pertama yang dipimpinnya. Kali ini Moon memberkati lebih dari 10.000 pasangan yang berkumpul di Universitas Sun Moon, sekolah yang dia bangun di Asan, selatan Seoul. Sekitar separuh dari partisipan baru menikah untuk kali pertama dan banyak juga yang sudah terikat dalam pernikahan dan ingin memperbarui janji pernikahan mereka.
Seorang pegawai gereja mengatakan, Pendeta Moon juga memberkati sekitar 10.000 pasangan dari Swedia hingga Brasil yang ambil bagian dalam upacara yang diadakan secara serentak di berbagai negara.
Pernikahan massal ini dilakukan menjelang penyerahan kepemimpinan urusan gereja dari Pendeta Moon ke anak-anaknya. Putranya yang berusia 30 tahun, Pendeta Moon Hyung-jin, akan mengambil alih urusan keagamaan. Namun dia mendesak ayahnya untuk tetap memegang kendali penuh atas gereja.
Upacara massal tingkat global ini bertujuan untuk memperingati dua hal dalam kehidupan Moon, yakni ulang tahunnya yang ke-9 dan ulang tahun pernikahannya yang ke-50.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar