Pengalaman masa kecil ternyata bisa berdampak buruk bagi pilihan seks seseorang. Buktinya, pengalaman masa kecil yang buruk bisa menyebabkan seseorang menyukai sesama jenis.
Suka sesama jenis adalah orientasi seksual yang berbeda dengan kebanyakan orang yang heteroseksual. Namun kondisi ini belum bisa diterima di Indonesia. Apalagi jika diceritakan kepada keluarga, niscaya mereka akan marah dan mengingatkan tentang nilai dan agama.
Lain halnya di luar negeri, di sana kaum homo dan lesbian sudah dapat diterima dengan baik.
Biasanya suka sesama jenis disebabkan beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor bawaan, di mana semenjak dulu atau ketika kecil sudah ada rasa tertarik dengan sesame jenis meskipun tidak ada faktor yang mempengaruhinya.
b. Faktor psikologik, yaitu pengalaman di masa kecil hingga dewasa yang melihat dan merasakan ketidaknyamanan dan ketakutan yang dialami ibu (pada anak perempuan) atau ayah (pada anak lelaki).
Hal ini akan menyebabkan anak tidak mempunyai tokoh identifikasi figur orangtua lawan jenis yang baik, sehingga dia memilih (secara nirsadar) untuk lebih baik tidak berurusan dengannya, atau dengan kata lain, ia menjadi suka dengan sesame jenis dikarenakan adanya trauma masa lalu yang pernah dialami oleh dia atau orang lain di sekitarnya.
Banyak peneliti atau psikolog juga berpendapat bahwa lingkungaan (konstruksi sosial) sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak, termasuk pembentukan atau pemilihan orientasi seksualnya.
Misalnya bagaimana cara orangtua mengasuh anak, hubungan antarkeluarga, lingkungan pergaulan atau pertemanan, serta faktor-faktor pencetus lainnya. Apabila yang mempengaruhi perasaan tersebut adalah faktor bawaan, maka tidak akan dapat diatasi walaupun dia mau berubah.
Sedangkan apabila yang mempengaruhinya adalah faktor psikologik, maka itu baru bisa dihilangkan yaitu dengan cara dipaksa untuk menyukai lawan jenis, fokus, dan juga latihan. Tetapi tetap saja perasaan iru akan tetap ada, tidak akan pernah hilang 100 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar